Usai jam kerja sore ini, seperti biasa setelah absen dengan sidik jari
saya menuju parkiran. Tampak beberapa siswa kelas satu dan dua yang
seharusnya pulang jam 14.00 hingga sesore ini masih bermain di halaman.
Ya, mereka menunggu kakaknya yang pulang jam 15.30.
Apa mereka terlihat bosan? Tidak... Mereka bermain apa saja yang disukai. Namun ada yang janggal, dari jauh terlihat beberapa siswa menata 4 pasang terompah panjang di tiang ring basket. Dan digunakan bermain prosotan. Eittt......Tapi itu terlalu berbahaya, prosotan yang mereka buat nyaris membentuk sudut 80 derajat.
Reflek saya mendekati mereka.
"mas, menurut ustadzah bermain seperti ini sangat berbahaya. Kalau jatuh ke lantai berpaving, pasti sakit". Mereka diam saling berpandangan.
"bisakah, tolong papan terompahnya digunakan sebagaimana mestinya?" mereka memandang saya penuh tanya.
"gak papa ustadzah, kami tidak jatuh dari tadi", sanggah salah satu siswa.
Tarik nafas panjang.
"anak sholih, ustadzah tahu kalian anak2 hebat yang pandai menjaga diri. Tp papan seluncur ini kemiringannya ekstrim. Salah injak dan salah mendarat sedikit saja bisa berakibat fatal. Ustadzah gak kepingin salah satu dari kalian cidera, trus besok gak bisa sekolah karena harus dirawat. Jadi sekarang juga tolong dilepas papan-papan ini. Letakkan di lantai dan gunakan sebagaimana mestinya". Mulai bicara dengan nada tegas dengan pandangan serius.
'ooo, begitu ya us. Baiklah.." mereka mengangguk dan bergegas membereskan papan2 tadi. Mereka faham saya tidak bisa ditawar lagi. Mereka taat meskipun tidak begitu menyukai. Anak-anak memang boleh bebas berekspresi, tapi jika yang dilakukan terlalu berbahaya sudah menjadi kewajiban orang yg lebih dewasa untuk mengarahkan. Saya tau, mereka menaati perintah gurunya dengan terpaksa. Tapi saya senang, mereka memahami bahwa tidak suka bukan berarti kita harus mengabaikan nasihat yang baik. Tanpa disadari mereka memahami bahwa taat itu, kadang melampaui rasa suka dan tidak suka. Bukan taat yang meluu tersebab suka lalu taat, tidak suka lalu abaikan, bukan melulu taat karena asumsi pribadi. Bukan Taat pribadi.
*trying to be not just a teacher for my student, but also a friend..
Apa mereka terlihat bosan? Tidak... Mereka bermain apa saja yang disukai. Namun ada yang janggal, dari jauh terlihat beberapa siswa menata 4 pasang terompah panjang di tiang ring basket. Dan digunakan bermain prosotan. Eittt......Tapi itu terlalu berbahaya, prosotan yang mereka buat nyaris membentuk sudut 80 derajat.
Reflek saya mendekati mereka.
"mas, menurut ustadzah bermain seperti ini sangat berbahaya. Kalau jatuh ke lantai berpaving, pasti sakit". Mereka diam saling berpandangan.
"bisakah, tolong papan terompahnya digunakan sebagaimana mestinya?" mereka memandang saya penuh tanya.
"gak papa ustadzah, kami tidak jatuh dari tadi", sanggah salah satu siswa.
Tarik nafas panjang.
"anak sholih, ustadzah tahu kalian anak2 hebat yang pandai menjaga diri. Tp papan seluncur ini kemiringannya ekstrim. Salah injak dan salah mendarat sedikit saja bisa berakibat fatal. Ustadzah gak kepingin salah satu dari kalian cidera, trus besok gak bisa sekolah karena harus dirawat. Jadi sekarang juga tolong dilepas papan-papan ini. Letakkan di lantai dan gunakan sebagaimana mestinya". Mulai bicara dengan nada tegas dengan pandangan serius.
'ooo, begitu ya us. Baiklah.." mereka mengangguk dan bergegas membereskan papan2 tadi. Mereka faham saya tidak bisa ditawar lagi. Mereka taat meskipun tidak begitu menyukai. Anak-anak memang boleh bebas berekspresi, tapi jika yang dilakukan terlalu berbahaya sudah menjadi kewajiban orang yg lebih dewasa untuk mengarahkan. Saya tau, mereka menaati perintah gurunya dengan terpaksa. Tapi saya senang, mereka memahami bahwa tidak suka bukan berarti kita harus mengabaikan nasihat yang baik. Tanpa disadari mereka memahami bahwa taat itu, kadang melampaui rasa suka dan tidak suka. Bukan taat yang meluu tersebab suka lalu taat, tidak suka lalu abaikan, bukan melulu taat karena asumsi pribadi. Bukan Taat pribadi.
*trying to be not just a teacher for my student, but also a friend..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar