Kamis, 02 Agustus 2012

yang masih di RAHASIA kan.... (sepenggal cuplikan novel yg insyaAllah segera usai, aamiin)

judulnya masih rahasia, hehe... sedikit saja ya cuplikannya.
**********************

“seandainya saja”, dia bergumam lirih, “aku bisa bersamamu”.

lalu dia tercekat, tertunduk dalam. Jemari telunjuknya bergerak memukul-mukul lututnya. Ku lirik sekilas, setitik bening berkilau nyaris terjatuh dari sudut matanya.

Sore menikuk tajam, temaram berbalut rinai hujan, disapu desauan daun, di antara bising kendaraan lalu lalang

Wajahnya terangkat pelan, menatapku sayu.

“aku mencintaimu, sangat mencintaimu” paparnya sendu. “kenapa engkau tak membiarkanku bersamamu, seperti mereka yang saling mencintai”

Aku menundukkan wajah terdalam, jengah pada tatapan matanya yang penuh pengharapan. Merapatkan duduk pada sahabat berkerudung hijau yang menemaniku menemui kunjungannya.

 “ketahuilah”, bisikku lirih.

“ada orang yang dengannya mungkin saja belum pernah sekalipun aku bertemu, tapi cinta dan rinduku melebihi segala rasa yang kumiliki”

“rindu yang ada untuk cinta yang terpisah jarak dan waktu, dan kami adalah dua insan yang dirundung rindu. Seperti sepasang mata ini, terpisah jarak tapi selalu memandang ke arah yang sama, menangis bersama, terpicing bersama saat tersilau cahaya, meriyip bersama saat bibir menyunggingkan senyum.” Begitulah rindu kami.

“dan aku”, lanjutku perlahan
“tak sabar menunggu waktu bertemu dengannya dalam kehalalan, untuk mengatakan. Aku mencintaimu karena Allah”

Dia terhenyak, sekilas terlihat sudut matanya membasah.
“kamu hanya perlu menungguku 2 tahun lagi, saat studiku usai. Segera kucari jalan untuk menafkahi hidup kita” pintanya sendu

“dan yakinkah engkau, aku masih hidup hingga esok?” tanyaku membuatnya terhenyak.

“aku tidak mau tenggelam dalam kesiaan, 2 tahun itu panjang. Bagaimana saling menjaga hati?.”

“tapi...” sergahnya yang kuputus dengan kalimat tegasku.

“tapi aku berterimakasih kamu telah mencintaiku. Dan untuk kamu tahu, cintaku hanya untuk yang halal bagiku, maaf kami masuk dulu, assalamu'alaikum”

Kugamit lengan sahabatku yang berjilbab hijau untuk berdiri, dan berpamit masuk ke kontrakan kami.

Mataku membasah, sahabatku menepuk bahuku pelan. “ishbir, mbak”.
“terimakasih de’, rindu ini melambung tinggi dalam doa-doa tulus dan rahasia. Untuknya entah siapa yang tercipta untuk menjadi imamku”

“aamiin” lirihnya dengan tangan bertengadah.

Tidak ada komentar: