Senin, 02 Januari 2012

Simphony....dalam keteraturan BARISAN



Hari kedua di Tahun 2012....

05.00 wib, Pagi yang berembun...

Ba’da shubuh, berjalan pelan di kesejukan, memandang anugerah Allah di aroma pedesaan yang menawan. Melantunkan puja-puji kekaguman sambil menggenapi langkah ini dengan dzikir pagi.
Perlahan menyusuri kabut dengan langkah berjinjit. Merasai usilnya kerikil saat bersentuhan dengan telapak kaki yang hanya terbungkus kaus kaki coklat tanpa beralas.

Hmhhh... subhanalloh... Sejuknya mengalir sampai ke jiwa, saat memandang hamparan padi menghijau. Tumbuh dalam keteraturan, bersusun rapi sejajar. Beralur lurus mengikuti garis yang dibentuk saat pertama kali benih-benih itu di tanam.
Sepagi ini sudah kulihat berduyun ibu-ibu dan bapak-bapak bercaping bambu satu persatu menceburkan diri ke sawah, kaki-kaki mereka terbenam di lumpur nyaris sampai lutut. Aku memperhatikan mereka bergerak perlahan mencabuti rumput-rumput yang tumbuh di antara padi-padi itu, berjalan lurus mengikuti alur tanaman padi yang tertata rapi. Dengan penuh ketelitian dan kesabaran mencari apa saja yang mungkin mengganggu proses pertumbuhan padi-padi itu, sambil terus mengumpulkan konsentrasi agar tidak menginjak satupun dari tanaman tersebut.

Subhanalloh, Simphony....dalam keteraturan BARISAN. Kulihat keteraturan menanam padi dalam barisan yang lurus dan rapi itu memudahkan mereka untuk bergerak tanpa membahayakan si padi. Aku jadi membayangkan bagaimana susahnya seandainya padi-padi itu tidak ditanam dalam keteraturan barisan, pasti akan sangat repot merawatnya. Salah sedikit saja dalam melangkah, bisa-bisa malah merusaknya.
Aku tertegun mencermati, betapa bertani-pun memerlukan strategi. Strategi untuk mememudahkan diri sendiri. Lalu terkenang pada satu hal yang pernah disampaikan oleh seorang ustadz semasa masih di Batam, bahwa sesungguhnya keteraturan dan kerapian itu memudahkan, sebagaimana saat Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”(Ash-shaaf:4)

Perumpamaan keteraturan barisan ibarat bangunan yang kokoh. Luar Biasa....
Benar saja, sebuah bangunan yang tersusun kokoh mengesankan kekuatan dan citra keteraturan, kehebatan dan kecintaan arsitek yang merancangnya. Memudahkan kerja para tukang dan kuli bangunan yang mengerjakannya. Memudahkan perawatan dan penjagaan ruang-ruangnya.

Dan lihat saja, bahwa ini juga terjadi di tata surya kita. Bagaimana Sang Arsitek Kehidupan yakni Allah azza wajalla mengatur barisan antar planet yang satu dengan yang lain saat mengitari matahari. Bagaimana tentang adanya ruang-ruang kosong yang menghampar luas agar planet-planet itu tidak saling bertabrakan saat bergerak. Karena mereka telah diciptakan dalam aluran garis edar masing-masing, sebuah pengaturan yang maha dahsyat. 

Lalu kenapa alur dan barisan itu perlu diatur??

Mari kita berkelana sejenak pada kejadian di masa silam. Pada malam tanggal 4 Juli 1054, para ahli astronomi Cina menyaksikan kejadian luar biasa menakjubkan. Sebuah bintang yang sangat terang muncul secara tiba-tiba di sekitar gugusan Taurus. Begitu terang sehingga dapat disaksikan bahkan pada siang hari. Dan pada malam hari, bintang tersebut lebih terang daripada bulan.

Apa yang diamati para ahli astronomi Cina adalah salah satu fenomena astronomis yang paling menarik dan bencana paling besar di alam semesta. Itulah supernova.



Supernova adalah sebuah bintang yang hancur oleh ledakan. Sebuah bintang raksasa menghancurkan diri dalam ledakan dahsyat, dan materi intinya bertebaran ke seluruh penjuru. Cahaya yang dihasilkan dalam peristiwa ini ribuan kali lebih terang daripada keadaan normal.

Para ilmuwan masa kini menganggap bahwa supernova memainkan peran penting dalam penciptaan alam semesta. Ledakan ini menyebabkan unsur-unsur berbeda berpindah ke bagian lain alam semesta. Diasumsikan bahwa materi yang dilontarkan ledakan ini kemudian bergabung untuk membentuk galaksi atau bintang baru di bagian lain alam semesta. Menurut hipotesis ini, tata surya kita, matahari dan planetnya termasuk bumi, merupakan produk supernova yang terjadi dahulu kala. (www.harunyahya.com)

Coba bayangkan seandainya tempat edar-nya planet dan bintang-bintang itu tidak diatur dalam keteraturan edarnya, tidak ada ruang kosong yang menjaraki diantara mereka. Maka akan kemana larinya pecahan-pecahan bintang yang disebut supernova itu?

Subhanalloh...Simphony....dalam keteraturan BARISAN 

Maha Besar Allah dengan segala ciptaanNya...


1 komentar:

ito al-fath mengatakan...

Subhanallah...mantap...