This is it..... (refreshing.....tuingg... ala farah queen)
Lama gak nge-note, kangen juga jari ini menari di atas keyboard. Tak mau terbunuh waktu, meski mungkin tak berarti buat yang membacanya, tetap kutulis dengan cinta.
Entah mengapa, malam ini mendadak aroma ramadhan hadir menorehkan rindu. Rindu tadarus, tarawih, i’tikaf, buka bersama, cuap-cuap. Hmhhh rindu semuanya.
Pertengahan ramadan lalu saat bulan bersinar terang, alhamdulillah diberi kesempatan tarawih berjama’ah di musholla sebelah rumah. Bersisian dengan adik-adikku melangkah ringan dan menjinjing semangat untuk datang lebih awal. Sambil menikmati Maha karya ciptanNya yang memantulkan sinar keperakan. Subhanallah, aduhai cantiknya.
Sedang asyik berjalan dalam tasbih, tiba-tiba,
“Mbakkkkkk, bareeng!!!”. Laily kecil yang sejak bayi sudah akrab di rumah kami merangsek mendekat dan bergelayut di lengan adikku. Aku meraih pundaknya dan menggendongnya ke musholla.
“Bulannya cantik....!!”, gumam si kecil dalam gendonganku. “ya, memang cantik, subhanalloh”, sahutku.
Sampai musholla, beberapa ibu-ibu sudah di sana. Kami mencari shaff yang dekat jendela, biar sedikit ‘isis’ kena angin. Maklum musholla kami masih setengah jadi dan belum ada kipasnya.
Sejurus kemudian shalat berjalan dengan khusyuk dan khidmat.
Setelah menyelesaikan witir dan dzikir, aku bergabung dengan anak-anak yang bersiap tadarus, termasuk Laily. Saat kami khusyuk menyimak bacaan anak-anak yang tadarus, tiba-tiba Laily berdiri. Mungkin jenuh menunggu giliran membaca Al-qur’an. Aku tersenyum saja, anak seusianya memang memilili rentang konsentrasi yang masih sangat pendek.
Laily berjalan ke arah utara, melongok keluar pintu yang ada di sisi utara. Kemudian bergerak ke pintu sebelah timur dan melongok keluar. Lalu berlari ke arah utara lagi dan melongok keluar, dia ulangi perbuatan itu berkali-kali sampai akhirnya adikku tidak tahan untuk bertanya.
“kenapa nduk?”
Laily diam saja dan terus berlari bolak-balik dari pintu utara ke pintu timur, dan selalu melongokkan kepala ke luar saat sampai di pintu.
Beberapa saat kemudian, dengan wajah pias dia menghampiriku. Raut mukanya serius, matanya menterjemahkan keheranan. Dia duduk di pangkuanku, diam sejenak lalu berkata:
“Mbak, Rembulannya ada dua..... di sana dan disana”, kata laily sambil menunjuk pintu musholla yang di sebelah utara dan timur.
Aku mengernyitkan dahi mencoba memahami maksudnya. Lalu berpandangan dengan adikku dan tersenyum “oalaahhhh.... jadi dari tadi bolak-balik itu lihat bulan dari pintu utara dan timur?” tanyaku setengah berbisik. Laily menganggukkan kepala.
Hwaaaa, aku dan adikku menahan tawa, takut Laily tersinggung. Lalu dengan bahasa yang sederhana adikku menjelaskan ke Laily, tentang posisi bulan dan mengapa bisa dilihat dari banyak arah....
Begitulah, memahami sesuatu memang butuh waktu :) :) :)
Dan kenangan yang lucu bagi kami itu, dan mungkin sangat berharga bagi Laily, sukses menghadirkan rindu. Hmhhh.... jadi rindu berat dengan nuansa ramadhan. Rinduuuuuuu..... aromanya kian kuat tercium.... Allahumma Balighna Ramadhan, Rabb... sampaikanlah hamba pada bulan ramadhan. Aamiin.
dee's room:19052012:21.45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar