Jumat, 12 Agustus 2011

Berderma-lah, Maka Engkau Akan Merasakan Ketenangan Jiwa

 

Disampaikan pada program jelang berbuka @Radio puspa Jaya 101,7 FM Bojonegoro
10 Ramadhan 1432 H/ 10 Agustus 2011, pukul 17:00 WIB


Derma itu adalah kata lain dari memberi, memberi kepada yang membutuhkan dengan hati ikhlash tanpa pamrih. Dari kata derma kita mendapatkan kata lain sebagai pengejawantahannya, yang maknanya bergantung pada imbuhan yang dilekatkan padanya. Diantara kata-kata yang kita kenali berasal dari kata derma adalah penderma dan dermawan. Lalu apa bedanya penderma dan dermawan?

Penderma adalah orang yang melakukan perbuatan derma, sedangkan dermawan adalah orang yang memiliki sifat suka memberi atau suka berderma. Jadi seorang dermawan sudah pasti seorang penderma, sedangkan seorang penderma belum tentu seorang dermawan.

Derma atau amal shalih merupakan hal yang mampu menghadirkan kebahagiaan dan melenyapkan keresahan. Derma dalam hal ini bisa berupa sedekah, berbuat baik, dan memberikan sesuatu yang baik kepada sesama. Semua ini merupakan satu dari sekian banyak hal yang mampu menciptakan kedamaian di dalam dada.

Berderma atau memberi atau juga berbagi merupakan bagian dari ajaran islam, sebagaimana Allah telah titahkan melalui firmanNya berikut ini:


yaa ayyuhaalladziina aamanuu anfiquu mimmaa razaqnaakum min qabli ayy ya’tiya yawmun laa bay'un fiihi walaa khullatuww walaa syafaa'atuwwwalkaafiruuna humu zhzhaalimuun [2:254]

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at160. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim”.

 Melalui ayat ini, bisa kita petik pelajaran bahwa Allah swt. memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya mereka menafkahkan sebagian dari harta benda yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka untuk kepentingan diri dan keluarga, atau kepentingan masyarakat umum.

Mereka harus ingat bahwa nanti akan datang suatu hari di mana tidak akan ada lagi kesempatan bagi mereka untuk membelanjakan harta benda tersebut, sebab pada hari itu yang juga merupakan hari pembalasan. Tidak ada yang akan memberikan pertolongan dan naungan, kecuali naunganNya.

Nah, dari uraian di atas, kita mendapati bahwa Bentuk-Bentuk Kedermawanan itu diantaranya adalah sebagai berikut:
a.   Derma terhadap diri sendiri.
b.   Derma terhadap keluarga.
c.   Derma terhadap Orang lain.
d.   Derma terhadap jalan perjuangan.

Kawan, berderma itu juga merupakan pengejawatahan dari rasa syukur atas nikmat yang telah terkucur dari Allah. Dan tahukah kawan harga dari rasa syukur itu seperti apa?

Orang-orang yang tidak mau mendermakan atau membelanjakan harta bendanya di dunia untuk kepentingan umum (fisabilillah) adalah orang-orang yang mengingkari nikmat Allah. Dan dengan demikian mereka telah berbuat zalim. Zalim terhadap diri sendiri adalah karena dengan keingkaran itu ia akan mendapat azab dari Allah swt. dan zalim terhadap orang lain, karena ia enggan memberikan hak orang lain yang ada pada harta bendanya itu, entah itu berupa zakat yang telah diwajibkan kepadanya maupun berupa sedekah dan sumbangan-sumbangan yang dianjurkan oleh agama.


Allah berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS.Ibrohim:7)
Subhanalloh, maka nikmat Allah yang mana lagi yang kita dustakan?. Saat kita bersyukur,  Allah justru menambah nikmat itu, bukannya mengurangi.

Maka bagaimana kita menumbuhkan jiwa dermawan, agar dia ‘built in’  dan menjadi bagian dalam diri kita?.... diantaranya adalah dengan
- melembutkan hati untuk menerima segala bentuk hidayah dari Allah
- membuka hati untuk menerima nasihat dari orang yang lebih faham
- membiasakan diri bergaul dengan orang-orang dermawan

Kawan..... Lawan dari kata dermawan adalah kikir. Rasulullah saw menggambarkan orang yang kikir dan orang yang dermawan itu dengan dua orang yang masing masing memiliki jubah. Orang yang dermawan terus menerus mem-beri dan menginfakkan hartanya, sehingga jubah yang ia pa-kai terus melebar.

Demikian pula dengan baju perangnya yang terbuat dari besi, sehingga bekas bekas telapak kakinya terhapus. Semen-tara itu orang yang kikir terlalu kuat memegang hartanya dan semakin hari semakin berkurang sehingga menjepit dan semakin menyempit hingga jiwanya tersendat.

Bahkan Allah juga menyampaikan dalam firmanNya:
 "Dan, siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang berun-tung."  (QS. Al Hasyr: 9)

Wallahu'alam bish showab

Sumber:
- “La Tahzan”, DR. Aidh Al-Qarni
- Al-qur’aanul kariim
- Berbagai buku bacaan yang lain (lupa-lupa ingat, karena udah lama bacanya.  Mohon maaf  jika tak tersebut)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

generic cialis dapoxetine [url=http://fast-tadalafil.com]Tadalafil[/url] cialis online discounlevitra 10mg price [url=http://levitrashop.com]brand levitra online[/url] buy levitra generic onlinereal cialis online [url=http://cialisfor.com]generic cialis[/url] discount cialis 5 mgviagra insurance coverage [url=http://viagradoseusa.com]Sildenafil Citrate[/url] generic viagra 100mgsubstitute for viagra [url=http://buyviagraeu.com]viagra for men for sale[/url] boots chemist viagra retail price